Cari Blog Ini

Selasa, 08 Desember 2020

Artikel Makanan yang Baik dan Buruk Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

 



Makanan kariogenik adalah makanan yang mengandung fermentasi karbohidrat sehingga menyebabkan penurunan pH plak menjadi 5, 5 atau kurang dan menstimulasi terjadinya proses karies.

a.    Jenis Makanan Kariogenik

Delapan jenis makanan dan minuman yang dapat merusak gigi menurut adalah sebagai berikut:

1.      Minuman Soda

Minuman soda memiliki kandungan asam yang tinggi sehingga dapat merusak gigi (Nisita Antya Alviani, 2016).

2.      Coklat

Salah satu kebiasaan anak yang dapat memicu terjadinya karies gigi adalah mengkonsumsi makanan kariogenik seperti cokelat, permen, dan kue-kue manis. Hal ini disebabkan karena makanan tersebut bentuknya menarik dan rasanya yang enak sangat disukai oleh anak-anak. Makanan manis dan lengket sangat berpengaruh terhadap kesehatan gigi dan mulut, terutama menjadi penyebab terjadinya karies gigi. Di dalam cokelat terdapat sukrosa yang merupakan salah satu jenis karbohidrat yang menjadi substrat dan media pertumbuhan bakteri sehingga dapat meningkatkan proses terjadinya karies. Makanan manis atau makanan kariogenik bila bertahan lebih dari 30 menit akan bersifat asam dan gigi akan mengalami kerusakan lebih cepat (Riani, 2005). Sukrosa merupakan gula yang sering digunakan untuk makanan dan minuman. Sukrosa yang terdapat pada makanan dimetabolisme dengan cepat sehingga menghasilkan asam. Terjadinya penurunan pH saliva  dalam waktu tertentu akan menyebabkan demineralisasi permukaan gigi dan dapat menyebabkan karies gigi. Cokelat telah dikenal dan dikonsumsi secara luas di masyarakat, baik dalam bentuk minuman maupun produk olahan lain seperti permen dan cokelat batangan. Efek mengkonsumsi cokelat dapat meningkatkan terjadinya karies gigi (Decker 2003). 

3.      Roti, Biskuit dan Keripik

Roti dan keripik adalah makanan yang menjadi lengket di gigi setelah dikonsumsi. Karena itu, jika tidak lekas dibersihkan, bisa menimbulkan karang gigi. Selain itu, makanan-makanan tersebut merupakan karbohidrat olahan yang dapat memecah diri menjadi gula dengan cepat. Kemudian, bakteri memakan gula tersebut sehingga menghasilkan asam yang menyebabkan erosi enamel dan kerusakan gigi (Prasetya, 2008).

4.      Minuman Isotonik

Di samping manfaatnya untuk meningkatkan kebugaran tubuh, kadar gula yang tinggi pada minuman isotonik membuat gigi menjadi lebih mudah rusak. 

5.      Permen

Kadar gula pada permen tentunya sangatlah tinggi. Selain itu, permen kenyal akan lebih lama menempel pada gigi, membaur dengan bakteri dalam mulut, dan menghasilkan asam berbahaya. Tidak hanya permen kenyal permen keras pun juga dapat merusak gigi karena lama larut dalam mulut, sehingga memberi bakteri cukup waktu untuk menyatu dengan gula dan mengikis gigi (Nisita Antya Alviani, 2016).

6.      Es krim

Es krim yang dingin dapat membuat gigi menjadi sensitif. Terlebih lagi bagi yang memiliki kebiasaan mengonsumsi es krim setiap hari, akan membuat gigi dapat merusak lapisan enamel gigi (Nisita Antya Alviani, 2016).

7.      Snack

Snack merupakan makanan ringan yang digemari anak – anakdikarenakan memiliki rasa yang enak. Namun snack memiliki bahan dasar karbohidrat serta campuran gula yang dapat diubah menjadi sukrosa dengan cepat. Kemudian, hasil pemecahan sukrosa oleh bakteri di mulut akan menjadi makanan bakteri biofilm dan meningkatkan asam di gigi. (Prasetya, 2008).

Beberapa makanan yang baik untuk kesehatan gigi dan mulut :

1.    Makanan yang kaya akan kalsium dan fosfor

Ini adalah zat yang akan membangun dinding enamel dan mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium dan fosfor adalah suatu kebutuhan jika anda ingin menjaga gigi anda untuk tetap kuat dan sehat. Sumber kalsium terbaik : yougurt, keju, makanan laut, susu (rendah lemak), tahu dan kacang almonds.  Sumber fosfor terbaik : biji labu kuning, ikan, kacang brazil, daging merah, telur, tahu dan kaldu

2.    Makanan yang tinggi kandungan air

Makanan yang mengandung banyak air sangat banyak gunaya untuk gigi. Pertama mengunyah menghasilkan banyak liur yang menjadi penetral alami terbaik dari bakteri yang menyebabkan lubang. Kedua, tekstur dari makanan ini juga membuat mereka berfungsi sebagai abrasive alami, sehingga mereka dengan alami menggosok dan membersihkan permukaan gigi, membuang plak dan sisa makanan. Makanan ini berupa buah dan sayuran mentah. Makanan yang banyak kandungan air : seledri, apel, mentimun, dan wortel, dan mengunyah permen karet

3.    Makanan yang kaya akan vitamin D

Vitamin D sangat penting untuk kesehatan secara menyeluruh, tapi ini sangat penting jika anda ingin gigi yang sehat. Alasan utamanya adalah membantu tubuh untuk menyerap kalsium dengan lebih baik. Contohnya : ikan, kuning telur, dan minyak ikan kod

4.    Makanan yang mengandung probiotik

Probiotik adalah salah satu yang terbaik. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan disini, tapi sudah ada beberapa bukti bahwa probiotik membantu mengurangi plak dan mendorong kesehatan gigi. Sumber terbaik : yougurt, kombucha, kol parut, miso dan makanan fermentasi lainnya.

5.    Makanan yang kaya antioksidan

Antioksidan melawan bakteri yang menyebabkan radang dan penyakit periodontal. Mereka membantu untuk melindungi gusi dan jaringan lain dari kerusakan gigi dan infeksi bakteri. Sumber terbaik : apel, berry, anggur, kismis, kacang dan kedelai.

6.    Makanan yang mengandung probiotik

Probiotik adalah salah satu yang terbaik. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan disini, tapi sudah ada beberapa bukti bahwa probiotik membantu mengurangi plak dan mendorong kesehatan gigi. Sumber terbaik : yougurt, kombucha, kol parut, miso dan makanan fermentasi lainnya.

7.    Makanan yang kaya akan antosianin, arginine dan polyphenol

Ada banyak zat lain yang mungkin bermanfaat bagi kesehatan mulut. Penelitian lebih lanjut dibutuhkan, tapi beberapa dari kandidat yang menjanjikan adalah antosianin (yang dapat mencegah penempelan plak pada gigi dan melawan kanker mulut), arginine (asam amino yang penting yang mampu mengganggu pembentukan plak, mengurangi terbentuknya lubang gigi) dan polifenol (yang memperlambat pertumbuhan plak, mencegah penyakit gusi, lubang gigi dan bau mulut)

·         Sumber terbaik antosianin : beri, anggur, ceri, plum dan terung

·         Sumber terbaik arginine : daging, kedelai, kacang

·         Sumber terbaik polyphenol : the (hitam dan hijau), beri, biji flax dan coco



Refrensi

http://repository.unimus.ac.id/

https://www.shinysmiledentalclinic.com/

 

 


Senin, 07 Desember 2020

Artikel Wacana Kesehatan Gigi Untuk Mendukung Salah Satu Isu Pembangunan Kesehatan

 

PERAN KESEHATAN GIGI DALAM MENDUKUNG ISU PEMBANGUNAN KESEHATAN

Pembangunan Kesehatan menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, supaya terwujud derajat kesehatan warga masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia) yang produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan pasal 2 Undang-Undang Nomor  36 Tahun 2009 dan pasal 1 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bahwa kesehatan adalah keadaan yang sehat, baik fisik dan mental maupun spiritual dan sosial, yang memungkinkan setiap orang dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis.

Kesehatan yang perlu diperhatikan selain kesehatan tubuh secara umum, juga kesehatan gigi dan mulut karena kesehatan gigi dan mulut dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan (Triyono, 2017). Pada kenyataannya kesehatan gigi dan mulut bukanlah prioritas utama bagi sebagian orang. Padahal gigi dan mulut merupakan pintu gerbang utama masuknya bakteri yang menimbulkan gangguan kesehatan pada gigi dan mulut baik pada anak-anak maupun dewasa.

Berdasarkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun  2018 yang dilakukan kementerian kesehatan, masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia menunjukkan angka sebesar  57,6% dengan angka DMF-T sebesar 7,1% yang artinya kerusakan gigi penduduk Indonesia rata-rata 7 gigi perorang.

Penyabab timbulnya masalah gigi dan mulut serta tingginya angka kerusakan gigi adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kebersihan gigi dan mulut yang dilandasi oleh kurangnya pengetahuan tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut (Gayatri, 2017).

  Isu Strategis Pembangunan Kesehatan 2018
  1. Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak,
  2. Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan,
  3. Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata,
  4. Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan,
  5. Peningkatan ketersediaan , pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri, dan
  6. Peningkatan Akses Pelayanan KB  Berkualitas yang Merata
Kesehatan gigi dan mulut mendukung percepatan Isue Pembangunan Kesehatan
1.      Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dan anak
·         Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan : ibu perlu tahu kebersihan gigi dan mulut yang mendasar, serta makanan sehat dan bergizi bagi anak.
·         Mengurangi angka kematian anak : infeksi gigi, noma (gangrenous stomatitis) dan tradisi berbahaya dapat mengakibatkan kematian. Karena itu, perlu dilakukan upaya pencegahan melalui program: UKGS (Usaha Kesehatan Gigi Sekolah) dan UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat).
·         Memperbaiki kesehatan ibu hamil : kesehatan mulut ibu hamil buruk berefek terhadap kelahiran dan berat badan bayi, selain kesehatan gigi dan mulut bayi nantinya.
·         Penyuluhan dan pemberian informasi kepada ibu dapat dilakukan dalam kegiatan Posyandu rutin yang ada di masyarakat.
·         Pemeriksaan gigi bagi balita yang bertujuan agar gigi susu yang sudah tumbuh tidak terserang karies (gigi berlubang) sehingga tidak mengganggu pola makan dan zat gizi yang masuk bersama makanan dapat terserap dengan baik.
2.      Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan.
·         Memberantas HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya. Terdapat hubungan antara HIV/AIDS dengan kesehatan gigi dan mulut, dan permasalahan yang ditemukan dalam rongga mulut dapat menjadi indikator dini terjadinya infeksi.
·         Meyakinkan keberlangsungan lingkungan hidup : penanganan kesehatan gigi dan mulut melibatkan penggunaan teknologi yang sesuai, kontrol infeksi yang efektif, serta pembuangan limbah medis yang aman.
·         Gigi berlubang merupakan salah satu dari penyakit yang tidak menular, namun dapat berkembang apabila tidak dikendalikan sehingga dapat mengganggu seseorang yang menderitanya, oleh karena itu dengan memperhatikan keadaan kesehatan gigi dan mulut dapat mengendalikan penyakit tidak menular. Gigi berlubang dapat dikendalikan dengan pemeriksaan rutin yang dilakukan minimal 6 bulan sekali.
3.      Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata.
·         Mengadakan pelatihan bagi  tenaga kesehatan yang berada jauh dari kota dan mendaya gunakan kader kesehatan yang ada di setiap desa sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di desa.
·         Perawat gigi diharuskan memiliki kompetensi yang mumpuni dan bekerja sesuai dengan kode etik dan undang – undang kesehatan. Jumlah dokter di Indonesia saat ini sebenarnya sudah mencukupi. Perbandingannya 1:2500, artinya satu orang dokter mampu melayani minimal 2.500 pasien. Akan tetapi, permasalahannya adalah jumlah dokter di Indonesia belum merata. Jumlah dokter di kota besar dan di daerah tidak seimbang. Begitu juga dengan perawat gigi, belum semua puskesmas mempunyai perawat gigi atau hanya mempunyai 1 perawat gigi yang mana kebutuhan masyarakat akan kesehatan gigi semakin banyak.
4.      Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan,
Konsep Pelayanan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional terbagi menjadi 3 (tiga) struktur layanan, yaitu pelayanan primer, pelayanan sekunder dan pelayanan tersier. Pelayanan kedokteran gigi berperan pada struktur layanan primer dan sekunder (Dewanto dan Lestari, 2014). Pelayanan primer yang diberikan oleh dokter gigi berupa pelayanan paripurna untuk meningkatkan status kesehatan gigi dan mulut peserta 3 binaannya (BPJS Kesehatan, 2014a). Pelayanan primer ini menitik beratkan pada upaya pemeliharaan, pencegahan dan peningkatan kualitas hidup selain juga pengobatan dan pemulihan. Pelayanan kesehatan sekunder merupakan rujukan pada fasilitas kesehatan lanjutan dari pelayanan primer di fasilitas kesehatan tingkat pertama (BPJS Kesehatan, 2014b).
Berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional mulai tanggal 1 Januari 2014 menjadi tantangan bagi praktisi kesehatan temasuk Dokter Gigi, karena diharapkan pelayanan kesehatan menjadi lebih baik, terstruktur serta terkendalinya mutu dan biaya. Dokter gigi sebagai salah satu penyedia layanan jasa kesehatan dalam JKN harus mempersiapkan diri agar pelayanan kesehatan terutama pelayanan primer dapat dirasakan manfaatnya. Perubahan mekanisme pelayanan JKN khususnya di bidang kedokteran gigi, harus diiringi penyesuaian diri dokter gigi berdasarkan kriteria pelayanan jasa kesehatan yang ditetapkan dalam Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (Dewanto dan Lestari, 2014).
5.      Peningkatan ketersediaan , pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan, dan makanan, serta daya saing produk dalam negeri.
·         Tenaga kesehatan gigi menjamin ketersediaan mutukeamanan, dan khasiat obatdan alat kesehatan di fasilitas kesehatan gigi.
·         Tenaga kesehatan gigi melakukan perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalah gunaan obatserta penggunaan alat kesehatan.
6.      Peningkatan Akses Pelayanan KB  Berkualitas yang Merata.
·         Edukasi Prefentif dan promotif penyakit gigi dan mulut pada Akseptor KB.
Gingivitis dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satu faktor pendukung ialah karena adanya faktor hormonal. Dimana faktor hormonal mempengaruhi jaringan periodontal pada wanita disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi. Kandungan kontrasepsi yang mengandung hormonal seperti progesteron dan estrogen. Efek dari kedua hormonal tersebut berupa peran biologis yang dapat mengurangi keratinisasi,meningkatkan jumlah inflamasi pada gingiva,meningkatkan permeabilitas dan produksi prostaglandin meningkat.
·         Sebuah penelitian mengejutkan berkaitan dengan alat kontrasepsi serta kesehatan gigi ditemukan oleh para peneliti dari Ware Centre of Dental Excellence di Hertfordshire, Inggris. Penelitian ini mengatakan bahwa penggunaan pil KB ternyata bisa menyebabkan gigi Anda meradang dan rusak. Cegah menggunakan obat kumur antiseptik yang akan membantu Anda untuk mencegah pembentukan plak, Mengonsumsi makanan sehat dapat memperkuat kesehatan gigi dan mulut.


Refrensi 
https://ariniprabawa.blogspot.com/2019/12/peran-kesehatan-gigi-dalam-mendukung.html
https://portal.sukabumikota.go.id/3053/pembangunan-kesehatan-menurut-undang-undang-nomor-25-tahun-2014/ 
Gayatri, R. W. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Pemeliharaan Kesehatan Gigi Anak SD Negeri Kauman 2 Malang. Journal Of Health Universitas Negeri Malang, 2, 1-10.
Triyono, R. (2017). Gambaran Status Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Tunagrahita Usia 12-18 Tahun di SLB Negeri Widiasih Kecamatan Pari Kabupaten Pangandaran Tahun 2015. Indoensian Oral Health Journal, 2, 25-30.
Kemenkes RI . (2018). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDES) Nasional Tahun 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
https://oxaoxa.wordpress.com/2013/01/03/peranan-kesehatan-gigi-dalam-mendukung-isue-pembangunan-kesehatan-tahun-2013/ 
https://filalichious.wordpress.com/2013/01/19/peran-kesehatan-gigi-guna-mendukung-percepatan-pembangunan-kesehatan-berdasarkan-isu-strategis-pembangunan-kesehatan-2013/